Rabu, 14 Mei 2014

Tiga Nama, Band Yang Merajai Festival Akustik di Bandung

BANDUNG.- Band asal Kota Bandung yang beranggotakan 3 pemuda yakni Didit (Lead Vocal), Kemal (Mid Voice & Cajon), dan Arul (High Voice & Gitar) mengusung konsep akustik dengan harmonisasi vokal. Hal tersebut menjadi ciri khas tersendiri bagi band Tiga Nama, karena hanya dengan alat musik gitar akustik, cajon, serta pembagian nada suara, mereka bisa membuat sebuah lagu terasa lebih berisi. “Uniknya disitu sih, kita bertiga nyanyi, bagi-bagi suara dan gitar juga bermain seolah-olah kaya ada suara bassnya,” Ujar Didit dan Kemal kepada bandungupdate.com.
 Setelah banyak mengisi acara seperti wedding dan product launching, band dengan aksi panggung yang unik ini menjajal kemampuannya dalam bermusik dengan mengikuti festival akustik. Mereka banyak menjuarai festival akustik seperti Yogya Festival Akustik se-Cimahi dan Festival Akustik se-Bandung. “Sebenarnya kita ikut festival bukan untuk mengejar juara, yaa pengen nyobain aja, menguji kemampuan kita ,” jelas Didit. Meskipun hanya coba-coba, konsep musik, kostum, serta stage act mereka selalu memikat para juri sehingga dari semua festival yang diikutinya selalu menjadi juara 1. “Yaa Alhamdulillah, ada beberapa festival yang kita ikutin, ada empat festival besar di Bandung dan Alhamdulillah juara 1 di keempat-empatnya,” tambah Arul sambil melahap nasi goreng saat ditemui di sela-sela  sebuah acara.
Tidak hanya itu, penampilan Tiga Nama ini menarik perhatian seorang investor asal Malaysia sehingga mengundang mereka tampil di sebuah acara internal pemerintahan Malaysia. Penampilan Tiga Nama ini juga memukau Mendagri Malaysia Mr. Dato Zaid sehingga berhasil menjadi opening act konser Anuar Zein di Johor Malaysia.
Berdasarkan pengalaman tersebut, band yang berdiri sejak tahun 2010 ini bersiap meramaikan blantika musik Indonesia dengan mengeluarkan debut album mereka yang berjudul This Is The Moment mengusung aliran Fun and Romantic Pop. Dengan album ini, Tiga Nama menawarkan 6 lagu serta 1 bonus track yang akan menambah warna dunia musik Indonesia. Bahkan album ini juga telah didistribusikan di Malaysia.

Menghadapi event Captwore Super Mega Bazaar SMAN 2 Bandung yang akan diadakan pada tanggal 18 Januari 2014 di Sabuga, Tiga Nama sangat antusias akan tampil dan membawakan 4 lagu dengan stage act yang tentu saja menarik. Selain itu, Tiga Nama juga mempersiapkan sesuatu untuk diberikan kepada pengunjung. “Iyaa, yang pasti sih kita bakal main 4 lagu yah, pastinya beberapa mempersembahkan lagu kita sendiri, dan nanti juga kita bakal bagi-bagi something lah, ada lah pokoknya hehehe,” Ungkap Didit. (Rk)***  



Sumber : http://dotkomnews.bandungupdate.com/read/326/11/1/2014/tiga-nama-band-yang-merajai-festival-akustik-di-bandung#.U3N1B3a1_Dc

Senin, 12 Mei 2014

Hari Musik Sedunia (World Music Day)


World Music Day atau juga disebut Fete de la Musique merupakan festival musik yang dirayakan setiap tanggal 21 Juni. Acara ini dimulai di Perancis dan kemudian menyebar ke kota-kota lainnya seperti Argentina, Australia, Belgia, Luxembourg, Jerman, Switzerland, Costa Rica, Israel (di Jerusalem dan Tel-Aviv), China, India, Lebanon, Malaysia, Moroko, Pakistan, Philippina, Romania, Kolombia, Venezuela, Edinburgh, London, New York City.
Ide dibalik Hari Musik Dunia pertama kali pada tahun 1976 oleh musisi Amerika, Joel Cohen. Cohen mengusulkan agar dirayakan pentas musik sepanjang malam dalam titik balik matahari di musim semi. Ide tersebut selanjutnya ditindaklanjuti oleh Direktur Musik dan Tari Maurice Fleuret dan diajukan kepada Menteri Kebudayaan Jack Lang pada tahun 1981 dan mulai dirayakan pada tahun 1982.
(Sumber : Hari-hari Besar Internasional/Zulkifli)

 

Sabtu, 10 Mei 2014

Hari Musik Nasional, 9 Maret Radio dan TV Dilarang Putar Lagu Asing



Bisnis.com, JAKARTA– Tepat pada peringatan Hari Musik Nasional pada 9 Maret, Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu, dan Penata Musik Rekaman RI (PAPPRI) meminta seluruh siaran radio dan televisi hanya memutar lagu Indonesia selama 24 jam.
Ketua PAPPRI Tantowi Yahya mengatakan untuk mensukseskan hal tersebut, pihaknya sudah mengirimkan surat kepada seluruh media radio, termasuk Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) agar tidak memutar lagu asing, begitu pula dengan pengisi acaranya.
“Kami ingin agar satu hari pada 9 Maret (Minggu) tidak ada lagu asing, semua yang diputar baik radio maupun televisi hanya lagu Indonesia, 100% cinta lagu Indonesia,” ucapnya, Sabtu (8/3/2014)
Hal tersebut, dilakukan sebagai pengakuan terhadap industri musik Tanah Air yang saat ini seperti 'mati suri' seiring dengan kasus pembajakan yang sangat merajalela di Indonesia.
“Pembajakan ini sangat merajalela, hampir tidak tersisa lagi karya musik legal, kemungkinan hanya 10% saja. Lebih dari 90% dibajak habis-habisan,” ujanya.
Selain itu, untuk merayakan Hari Musik Nasional pertama kalinya sejak ditetapkan dalam Keputusan Presiden No.10/2013, pihaknya bekerjasama dengan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akan mengadakan lomba lagu daerah dan musisi tradisi di anjungan-anjungan yang ada di 34 provinsi.
Tantowi mengatakan dipilihnya Hari Musik Nasional pada 9 Maret ditetapkan berdasarkan pada hari kelahiran Wage Rudolf Supratman, pencipta lagu Indonesia Raya.
“Ada satu hari dimana seluruh rakyat Indonesia pada satu hari mengingat sumbangsih kreator dan komposor musik dalam negeri, karena itu kami ingin ini dirayakan seluruh masyarakat Indonesia.”